Posted in Islam, Lesson, My angle

Bulan Cinta

Yup, kurang dari seminggu lagi bulan cinta itu akan datang, insyaAllah.
Sudahkah kita bersiap ? Bak menyambut pujaan hati yang akan datang berkunjung ? ๐Ÿ˜€

Bersiap apa sajakah kira-kira?

1. Fisik, jaga kesehatan supaya tidak tepar pas ramadhan. Pola makan pas puasa sebisa mungkin terjaga dengan baik, siapkan diri untuk menahan nafsu bertubi-tubi melihat makanan yang luar biasa beragam pada saat ramadhan nanti ๐Ÿ˜€
Minum air putih jangan lupa, ekstra.

2. Ilmu, persiapkan ilmu2 penunjang agar ibadah ramadhan kita efektif. Incar pahala amal yang besar.
Walaupun tidur bisa bernilai pahala, tentu saja banyak ibadah lain yang pahalanya lebih besar, tilawah, shalat sunnah, i’tikaf, mabit, silaturrahim, bahkan kerja, belajar dan bikin tugas ๐Ÿ˜€
Baca-baca tentang fiqh puasa dari buku atau internet.

3. Mental, kuatkan hati, dekatkan diri padaNya, jauhkan diri dari hal-hal yang bisa merusak puasa. Latihan dari sekarang! Siapkan diri untuk teguh pada saat puasa.

4. Target, buatlah target-target pribadi untuk bulan puasa nanti, mulai dari kuantitias ibadah, macam2 ibadah yg ingin dilakukan, target harian. Buatlah sesuai dengan kemampuan dan ke-favorite-an.
Target membuat waktu kita tidak berlalu begitu saja. Jangan ragu untuk melakukan adjustment, mengurangi yang tidak efektif, dan menambah amal-amal yang lebih baik.

Yah, jika memang yang datang itu cintamu, maka pasti kau akan mempersiapkan dirimu dengan sungguh-sungguh. Tak akan mau waktu yang sedikit bersamanya berlalu dengan sia-sia. Menikmati detik-detik bersamanya dan membuat setiap detik berarti ๐Ÿ™‚


Ya Allah, sampaikanlah umur kami di bulan ramadhan, berikanlah kami kekuatan dan kesehatan bersamanya nanti, susupkan selalu cinta kami kepadaMu di dalamnya, dan jadikan Ramadhan nanti lebih baik dari pada sebelumnya.
Aamiin.

Selamat datang Ramadhan, Selamat datang cinta. ๐Ÿ™‚

Posted in Mellow, My angle

AYAH

Tiba- tiba ingat ayah hari ini (8/7/11). Saya dan keluarga besar memanggil KAKEK kami, ayah dari mama, dengan sebutan AYAH. Entah kenapa, saat isya tadi saya tiba-tiba rindu dengan ayah. Rindu yang “aneh”, kuat dan mampu membuat kelenjar air mata saya bekerja ๐Ÿ˜ฆ

Saya sebenarnya tidak begitu lama mengenal beliau, karena beliau sudah berpulang ketika saya berumur 8 atau 9 tahun. Cerita-cerita dari mama, amak (nenek), paman dan bibi saya lah yang menguatkan karakter Ayah dalam benak saya. Beliau adalah orang yang berani dengan hobi yang mulia, yaitu mengajar. Beliau berjuang sangat keras agar berdiri sebuah masjid di lingkungannya di Muara Labuh dan beliau dicintai ketika menjadi datuak. Datuak Rajo Gunuang Padang, itulah gelar beliau.

Namun sewaktu saya kecil, ayah sebenarnya sosok yang membuat saya segan setengah mati ๐Ÿ˜€ Walaupun beliau sering bercanda dengan cucu-cucunya, tapi ayah tetap sangat dihormati. Mungkin hal ini yang membuat saya merasa agak susah untuk lebih dekat. Tapi suatu ketika, ketika saya berumur sekitar 8 tahun, saya dan ayah sedang berdiri di pinggir jalan raya, di depan pintu gerbang komplek perumahan PLN di Padang Panjang, tempat tinggal saya waktu itu. Kita jalan-jalan dari rumah sampai ke gerbang, saya tak begitu ingat apa persisnya yang kita lakukan waktu itu. Tanpa sadar ketika ayah ada di belakang saya, saya tiba-tiba mengalungkan tangan ayah dari belakang melalui pundak dan leher saya. Saya nyaman sekali, dan sepertinya ayah membiarkan saja saya berlaku seperti itu. Sesaat yang nyaman itu, saya lupa kalau yang mengalungkan tangan dari belakang adalah ayah. Ketika saya sadar, saya langsung melepaskan tangan ayah dan kembali berlaku biasa karena segan. hehe.

Satu kebiasaan setiap ayah menginap di rumah saya adalah, setiap habis shalat magrib, saya harus ke kamar ayah untuk diajar mengaji. Sering sekali saya malas untuk hal ini, sering mencari-cari alasan, yang gagal, dan akhrinya tetap saja menjalaninya. Apalagi ayah waktu itu tidak peduli kalau saya masih di tahap iqra’, beliau langsung saja mengajarkan saya baca alQuran. Terbata-batalah saya membacanya. Namun yang aneh adalah, sesegan apapun saya pada ayah, tak pernah sekalipun beliau memarahi saya. Semalas apapun saya mengaji, tetap saja setelah mulai mengaji, hilanglah semua rasa malas tadi. Seberat apapun untuk ke kamar ayah, tetap saja waktu berjalan sangat cepat ketika saya diajar. ๐Ÿ™‚

Namun waktu akhirnya mengijinkan masa tua menyusul semangat beliau. Beliau mulai sering sakit dan keluar masuk rumah sakit. Tetap saja, umur saya waktu itu, belum mengijinkan saya untuk mengerti dan bersedih. Ketika sakit beliau semakin parah, beliau semakin lama menginap di rumah sakit. Satu momen yang saya ingat adalah, ketika kondisi beliau sedang kurang baik, anggota keluarga yang mengelilingi beliau waktu itu mengguratkan kesedihan di wajah-wajah mereka. Pada saat itu ayah menanyakan dan memanggil saya. Otomatis semuanya menyuruh saya mendekat. Dengan perasaan tak enak, umur masih jadi excuse saya disini, saya mendekati beliau. Tak ada pesan khusus yang saya ingat, hanya tangan-tangan lemah yang mengalirkan sayang berlimpah ketika menyentuh kepala saya. ย Anggota keluarga yang wanita di sekitar saya mulai menangis melihat kejadian itu. Saya tidak begitu mengerti.

Saya hanya ingat ketika mama pulang dari Padang membawa kabar itu, saya ikut sedih, tapi belum mengerti artinya kehilangan. Padahal kakak sepupu saya menangis seketika saat mendengarnya. Saya masih ingat ketika rumah ayah di kampung dipenuhi orang-orang yang takziah dan banyak sekali orang yang tidak saya kenal menangisi kepergian beliau.

Seiring waktu, cerita-cerita tantang ayah banyak sekali saya dengar dari keluarga. Ketegasan beliau yang tidak bisa ditawar, terutama soal kehormatan dan pergaulan anak-anaknya yang mayoritas perempuan. Tapi dibalik ketegasannya, tak sekalipun beliau memukul anak-anaknya. Keberanian beliau pada zaman PRRI, sampai-sampai beliau jadi salah satu orang yang dicari-cari oleh tentara PRRI saat itu karena beliau tidak mau begitu saja mengikuti perintah-perintah mereka. Sampai cerita tentang gigi beliau yang sehat selalu, karena tidak pernah makan yang macam-macam dengan berlebihan ๐Ÿ˜€

Cerita demi cerita semakin menguatkan image beliau di benak saya. Dan suatu ketika, saat saya sudah cukup dewasa untuk memahami semuanya, saya dan keluarga besar ziarah ke makam beliau. Setelah membersihkan makam beliau, sambil berdoa, entah kenapa mata saya jadi basah dan tak lama, aliran deras berpacu keluar. Kenangan yang tertanam membuat rasa rindu saya membuncah. Keluarga agak heran melihat saya seperti itu, tapi mereka juga ikut terbawa kesedihan.

Cerita keluarga tentang ayah yang menyayangi saya, bahwa ayah sangat ingin melihat cucu laki-laki satu-satunya dari anak-anak perempuannya, tumbuh dewasa, bahwa ayah berharap sangat tinggi kepada saya, membuat kasih sayang ayah semakin saya rasakan walaupun beliau sudah tidak berada disini.

Ya Allah, Ya Rahim, Ya Ghaffar, ampunilah segala dosa-dosa ayah, terimalah segala amal kebaikan ayah. Berikanlah ayah kelapangan di alam barzah, jauhkanlah ayah dari segala siksa-Mu. Dan kumpulkanlah kami semua nanti di surga-Mu… Aamiin…aamiin…ya Rabbal ‘aalamiin…

Posted in Books, My angle, Novel

Ranah 3 Warna

Hal pertama yang membuat saya tertarik dengan buku ini adalah ceritanya berlatar di Maninjau Sumatera Barat, kemudian dilanjutkan di Bandung. Karena saya berasal dari Bukittinggi dan menetap di Bandung, imajinasi cerita ini semakin nyata di benak saya ๐Ÿ˜€ Tapi, tentu saja hal itu tidak menjamin akan membuat kita betah berjam-jam memelototi huruf-hurufnya. Ada hal lain yang lebih penting, lebih kuat.

Gaya bahasa pengarang cukup berbeda, mungkin karena darah minangnya, membuat kita tergelitik untuk mendalami novel ini. Konfliknya cukup kuat dan terasa mendalam, membuat mata saya ingin cepat-cepat meloncat ke paragraf berikutnya saking tegangnya ๐Ÿ˜€ . Mungkin sedikit yang agak mengganjal hati saya adalah, klimaks utama yang terjadi jauh di tengah-tengah cerita, membuat akhir cerita jadi โ€œkalahโ€ menegangkan. Walaupun, bagian akhir dibumbui hal-hal lain yang membuat kening kita berkerut, sehingga tetap menarik untuk dibaca.

Alif Fikri (inisial namanya sama dengan sang pengarang buku :D) adalah seorang pemuda yang baru saja menyelesaikan pendidikannya di sebuah pesantren Pondok Madani (PM). Keinginan untuk melanjutkan pendidikannya yang begitu tinggi, membuat ia berusaha mati-matian agar bisa lulus UMPTN. Ia menepiskan anggapan orang yang pesimis bahwa ia tidak akan lulus. Mantra yang selalu dijaganya semenjak berada di PM adalah โ€œMan Jadda Wajadaโ€, โ€œsiapa yang bersungguh-sungguh, pasti mendapatโ€.

Tantangan sebenarnya muncul ketika Alif akhirnya berhasil lulus di sebuah universitas negeri di Bandung. Mantra andalannya ternyata tak cukup lagi untuk menjaga semangatnya. Cobaan yang datang membuatnya terpuruk, sampai suatu ketika ia diingatkan tentang sebuah mantra yang dikenalnya, โ€œMan shabara zhafiraโ€, โ€œSiapa yang bersabar akan beruntungโ€. Dua mantra kunci inilah yang membuat Alif bisa meningkatkan kualitas kehidupannya sebagai manusia. Mimpi-mimpinya yang tinggi pun akhirnya bisa dicapainya dengan jalan yang tidak ia duga-duga. Alif bisa hidup mandiri di Bandung dan bahkan kegigihan dan kesabarannya mengantarkan ia berpetualang ke Kanada.

Bandung, Amman Yordania dan ย Saint-Raymond Kanada adalah Ranah 3 Warna yang dijelajahi Alif di masa kuliahnya. Namun, menurut saya, Bandung lah yang membentuk kepribadian Alif sesuai dengan mantranya. Konflik-konflik terberat yang membangun karakternya, terjadi pada saat dia berada di Bandung.

Kasih sayang orangtua yang tak pernah putus sangat kuat diceritakan dalam novel ini. Ayah Alif berjuang dengan caranya sendiri di tengah keterbatasan ekonomi. Rasa sayangnya mengalir deras kepada anak kebanggaannya. Mulai dari โ€œsi hitamโ€, โ€œbebekโ€, sampai โ€œsurat rahasiaโ€ kepada Bang Togar, menguatkan bahwa memang โ€œkasih orang tua itu sepanjang jalanโ€. Begitu juga keteguhan Amaknya dalam merawat anak-anaknya.

Satu hal yang menarik perhatian saya adalah, bahwa kesungguhan dan kesabaran pada akhirnya menuntun Alif pada penggalian potensi utamanya, sehingga perjuangan hidupnya menjadi fokus dan efektif. Potensi utamanya inilah yang senantiasa diasahnya, sehingga pada akhirnya โ€œmemuluskanโ€ langkahnya untuk mencapai impiannya lewat jalan-jalan โ€œajaibโ€.

Kisah Alif memberikan beragam hikmah kepada pembacanya, membuat kita diingatkan kembali untuk berani bermimpi, setinggi-tingginya, dan bersemangat untuk mengejarnya dengan kesabaran. Petuah-petuah guru-gurunya di PM sangat melekat dan berguna dalam menjaga kesungguhan hidup. Novel ini memberi energi positif yang membuat pembaca mendapatkan semangat luar biasa dalam menghadapi tantangan.

ย 

โ€œHidupku selama ini membuatku insaf menjinakkan badai hidup, โ€œmantraโ€ man jadda wajada saja ternyata tidak cukup sakti. Antara sungguh-sungguh dan sukses itu tidak bersebelahan, tapi ada jarak. Jarak ini bisa hanya satu sentimeter, tapi bisa juga ribuan kilometer. Jarak ini bisa ditempuh dalam hitungan detik, tapi bisa juga puluhan tahun.

Jarak antara sungguh-sungguh dan sukses hanya bisa diisi sabar. Sabar yang aktif, sabar yang gigih, sabar yang tidak menyerah, sabar yang penuh dari pangkal sampai ujung paling ujung. Sabar yang bisa membuat sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin, bahkan seakan-akan itu sebuah keajaiban dan keberuntungan. Padahal keberuntungan adalah hasil kerja keras, doa, dan sabar yang berlebih-lebih.

Bagaimanapun tingginya impian, dia tetap wajib dibela habis-habisan walau hidup sudah digelung oleh nestapa akut. Hanya dengan sungguh-sungguhlah jalan sukses terbuka. Tapi hanya dengan sabarlah takdir itu terkuak menjadi nyata. Dan Tuhan selalu memilihkan yang terbaik dan paling kita butuhkan. Itulah hadiah Tuhan buat hati yang kukuh dan sabar.

Sabar itu awalnya terasa pahit, tetapi akhirnya lebih manis daripada madu. Dan alhamdulillah, aku sudah meneguk madu itu. Man shabara zhafira. Siapa yang sabar akan beruntung.โ€

AF, di puncak Saint-Raymond

Happy Reading ! ๐Ÿ™‚

Posted in Islam, Lesson, My angle

Sya’ban is here

Syaโ€™ban menjelang, kurang dari sebulan lagi Ramadhan tercinta akan datang. Syaโ€™ban adalah bulan terakhir untuk latihan sebelum menyambut tamu agung. Rasulullah SAW sangat mengistimewakan bulan kedelapan di tahun hijriyah ini.

Usamah bin Zaid berkata, โ€œWahai Rasulullah, aku tidak pernah melihatmu berpuasa pada satu bulan seperti pada bulan Syaโ€™ban.โ€ Beliau menjawab, โ€œIa adalah bulan yang banyak dilalaikan oleh manusia. yaitu antara Rajab dan Ramadhan. Ia adalah bulan saat amal diangkat menuju Tuhan, karena itu, aku ingin amalku diangkat dalam keadaan aku berpuasa.โ€ (HR Abu Daud dan al-Nasai).

Rasulullah memperbanyak puasa sunnah beliau pada bulan ini, lebih banyak daripada bulan-bulan lain.

Dari โ€˜Aisyahย radhiyallahu โ€˜anha, dia berkata:

โ€œSaya tidak pernah melihat Rasulullahย shallallahu โ€˜alaihi wa sallam berpuasa sebulan penuh kecuali pada bulan Ramadhan, dan tidaklah saya melihatย  beliau memperbanyak puasa dalam suatu bulan seperti banyaknya beliau berpuasa pada bulan syaโ€™ban.โ€ (HR. Bukhari)

Yuk, perbanyak amal agar terbiasa saat Ramadhan datang. Shaum sunnah (senin-kamis, ayamul bidh, dawud), shalat sunnah (rawatib, Qiyamullail, Dhuha), shadaqah, dan ibadah lainnya.

Wallahu’alam

Posted in Hikam, Lesson, My angle

Loser’s Win !

Mata dan pujian kita biasanya hanya tertuju pada sang pemenang…

Pernahkah kita mencoba melihat betapa “besar”nya sang peng-kalah? ๐Ÿ˜€

Tetap bertahan dan bertanding walaupun kekalahan sudah tak bisa dihindari, menurut saya, adalah salah satu bentuk kemenangan.

Misal, dalam pertandingan sepak bola. Ketika ada tim yang trus berjuang karena mengejar kemenangan saat skor masih imbang atau skor berbeda tipis, itu hanyalah sebuah hal wajar. Tapi ketika ada tim yang tetap bermain walaupun sudah ketinggalan jauh, ini merupakan pemandangan “aneh”. Kenapa mereka masih mengejar bola, padahal kemungkinan menang sudah tidak ada?

Seseorang terus berjuang walaupun kadang kita tidak melihat kemenangan dan kejayaan di ujungnya. Kenapa?
Karena mereka melihat tujuan yang lebih jauh dari kita. Mereka melihat target yang jauh lebih mulia daripada sekedar kalah dan menang.

Kadang target yang pendek, kecil dan kasat mata, malah menutup penglihatan kita dari tujuan yang sebenarnya. Tujuan dan target yang jauh tinggi melebihi batas-batas langit akan membuat kekalahan di bumi menjadi tak berarti.

Karena kemenangan sejati di dunia bukan dari hasil, tapi dari proses. Proseslah yang akan menjadi modal kemenangan sejati kita nanti. Hasil? itu urusan-Nya.

Posted in Islam, Lesson, My angle

Shaum Rajab ?

โ€œSesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwaโ€. (QS AtTaubah : 36)

 

Bulan Rajab adalah salah satu bulan haram. Bulan yang dimuliakan. Puasa pada bulan-bulan haram itu maqbul (diterima) dan musthahab (disukai). Namun tidak ada aturan khusus untuk puasa Rajab. Apalagi berpuasa sebulan penuh. Hadits-hadits yang dipakai untuk puasa khusus Rajab umumnya palsu dan lemah. Rasulullah Saw tidak pernah berpuasa penuh sebulan kecuali di bulan Ramadlan, dan tidak berpuasa sunnah paling banyak kecuali di bulan Syaโ€™ban.

Jadi, apa yang bisa kita lakukan di bulan Rajab?

Masih banyak ibadah, khususnya shaum sunnah, yang bisa dilakukan yang mempunyai dasar lebih kuat.

ย 

1. Puasa Hari Senin dan Kamis

Rasulullahย shallallahu โ€˜alaihi wa sallamย bersabda:

ย โ€œAmal-amal ditampakkan pada hari seninย dan kamis, maka aku suka jika ditampakkan amalku dan aku dalam keadaan berpuasa.โ€ย (Shahih, riwayat An-Nasaโ€™i)

ย 

2. Puasa 3 hari setiap bulan qamariyah (13,14,15).ย 

Dari Abu Hurairahย radhiyallahu โ€˜anhuย dia berkata,

ย โ€œKekasihku, Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wa sallam Mewasiatkan kepadaku tiga perkara: puasa tiga hari setiap bulan,ย  dua rakaat shalat dhuha, danย  shalat witir sebelum tidur.โ€ย (HR. Bukhari Muslim)

ย 

3. Berpuasa Sehari dan Berbuka Sehari (Puasa Dawud โ€˜alaihis salam)

Rasulullahย shallallahu โ€˜alaihi wa sallamย bersabda:

ย โ€œPuasa yang paling disukai Allah adalah puasa Nabi Dawud, dan shalat yang paling disukai Allah adalah Shalat Nabi Dawud, adalah beliau biasa tidur separuh malam, dan bangun pada sepertiganya, dan tidur pada seperenamnya, adalah beliau berbuka sehari dan berpuasa sehari.โ€(Muttafaqun โ€˜alaihi)

 

Wallahuโ€™alam

Posted in Hikam, Lesson, My angle

Pencerahan dari “Sang Pencerah”

Setelah saya coba ambil hal-hal yang menarik dari film sang pencerah, ternyata jadi hampir 4 halaman word :D. So, buat yang โ€œmalesโ€ baca yang panjang-panjang, saya bikinkan ringkasannya di awal.

Film Sang Pencerah bercerita tentang perjalanan hidup KH Ahmad Dahlan menghadapi kondisi agama masyarakat yang sudah dipenuhi mistik dan syirik. Dari beliau lahir, mulai berfikir tentang keanehan budaya masyarakat, menuntut ilmu, sampai berusaha mengembalikan wibawa Islam di wilayahnya.

  1. Ilmu adalah kunci untuk meningkatkan derajat dan pengaruh kepada sekitar. Ahmad Dahlan dua kali ke Makkah sebelum berumur 30 tahun untuk menuntut ilmu, sebelum melakukan perubahan signifikan.
  2. Kelaparan dan kemiskinan akan melahirkan kebodohan yang menjauhkan diri dari kebenaran. Memberi makanan dan pendidikan kepada orang miskin dan masyarakat sekitar adalah prinsip โ€œAl-Maโ€™unโ€ yang dipegang teguh oleh Ahmad Dahlan dan murid-muridnya.
  3. Kesabaran menyampaikan, karena walaupun yang disampaikan adalah kebenaran tapi tidak diiringi kesabaran pada akhirnya akan sia-sia. Kesabaran dibilang kafir oleh orang-orang yang berfikiran sempit hanya karena menggunakan alat-alat yang belum bisa dibuat oleh Muslim, adalah salah satu bentuk kesabaran penting yang dicontohkan Ahmad Dahlan.
  4. Berfikiran terbuka dan mengambil ilmu dari manapun asalnya selama digunakan untuk kebaikan. Ilmu perpetaan untuk menentukan kiblat dan cara untuk mengajar yang lebih โ€œlogisโ€ didapat oleh Ahmad Dahlan karena visinya untuk kebaikan dan kemajuan umat. Begitu juga dengan memakai fasilitas-fasilitas yang baru hanya bisa dibuat orang non muslim.
  5. โ€œMemudahkanโ€ agama karena memang Islam itu bukan untuk menyusahkan. Hal-hal mistis dan budaya-budaya yang berbau syirik, bidโ€™ah dan menyusahkan, seperti sesajian, yasiinan, tumpengan pada 7 harian yangmeninggal, diluruskan perlahan-lahan supaya tidak merusak silaturrahim.
  6. Menghargai perbedaan dan teguh pendirian. Tidak memaksakan pendapat apalagi melecehkan orang-orang yang lebih tua dan dihormati, tapi tidak pula mengikuti hal-hal yang bertentangan dengan prinsip adalah hal yang sulit tapi merupakan dasar penting dalam menyampaikan kebaikan.
  7. Berserah pada Allah disaat sulit, dan pentingnya โ€œtemanโ€ yang memahami dan selalu setia mendukung ๐Ÿ˜‰ istri yang shalihah, murid-murid yang berbakti. Bahkan Rasulullah SAW pun membutuhkan Khadijah untuk menyelimuti beliau ketika menerima wahyu, dan membutuhkan Abu Bakar untuk menemani beliau hijrah.
  8. Butuhnya kebaikan dan Islam akan barisan shaf-shaf yang tersusun rapi dalam berjuang. Kebaikan yang tidak terorganisir akan mudah dikalahkan oleh keburukan yang terorganisir. Ahmad Dahlan bergabung dengan Boedi Oetomo dan beberapa organisasi lain sampai pada akhirnya mendirikan Muhammadiyah untuk mengkoordinir perjuangan dakwahnya.
  9. Jiwa besar pemimpin adalah kunci kedamaian umat. Masyarakat awam akan ikut pemimpinnya tanpa kadang-kadang mengerti benar apa yang diperjuangkannya. Oleh karena itu pemimpin harus bisa besar hati dan berfikkiran terbuka sebelum membuat keputusan yang bisa merugikan umat. Senang melihat bagaimana Penghulu Masjid Besar dengan besar hati mengakui kesalahannya dan akhirnya bersaing dengan fair, fashtabikhul khairat, denga Ahmad Dahlan. Teladan untuk pemimpin masa kini.

Mungkin masih banyak hikmah dan pelajaran yang bisa dicontoh, jadi feel free untuk mengambil hikmah. Dibawah adalah ringkasan kecil film dan quote-quote menarik yang mudah-mudahan bisa membuka pikiran dan menginspirasi.

Sang Pencerah

Sebuah film sehat yang bisa membuka pikiran kita tentang kreatifitas dalam menyampaikan atau berdakwah. Yup, mungkin kalau dituangkan dalam satu kalimat, kalimat di atas bisa mewakili film Sang Pencerah.

Secara garis besar, film ini menceritakan perjuangan KH. Ahmad Dahlan sampai akhirnya mendirikan Muhammadiyah. Akting aktor dan aktris nya cukup baik. Lukman Sardi sangat baik menghayati perannya sebagai Ahmad Dahlan. Di dukung oleh aktor senior Slamet Rahardjo dan juga aktor gress Giring โ€œNidjiโ€. Jalan cerita juga mengalir baik, konflik dan klimaks terasa. Tapi saya tidak akan membahas masalah ini terlalu banyak, selain karena saya memang bukan ahlinya ๐Ÿ˜€ , juga karena saya lebih tertarik pada hikmah dan pelajaran yang banyak sekali bisa didapatkan dari kisah perjuangan KH. Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah.

Latarnya mulai tahun 1868 di daerah Kauman Jogjakarta. Masyarakat pada saat itu tengah terpuruk, memposisikan sultan seperti dewa, politik tanam paksa Belanda yang menyebabkan kemiskinan, serta agama yang bergeser nilainya karena banyaknya tahayul dan upacara adat yang sudah melenceng dari Quran dan sunnah.

Pada umur 15 tahun, Muhammad Darwis (nama kecil Ahmad Dahlan), sudah kurang setuju dengan adat-adat yang menyimpang, sesajian dan tahayul. Ia malah mengambil makanan sesajian untuk dibagikan pada masyarakat miskin. Ia berdiskusi dengan bapaknya dan memprotes bahwa kebiasaan orang-orangn sudah tidak sesuai dengan sunnah. Bapaknya menjawab:

โ€œMenghayati AlQuran dan sunnah Rasul itu pakai hati, bukan akal tokโ€.

โ€œKadang orang itu terpeleset bukan karena dia bodoh, tapi karena memakai akalnya sajaโ€.

Darwis pun memutuskan berangkat ke Makkah, btw, beliau sudah fasih berbahasa Arab , wew. Di Makkah, Ahmad Dahlan muda bukan hanya berhaji, tapi juga sekaligus menuntut ilmu.

5 tahun kemudian Darwis pulang kampung. Setelah menuntut ilmu di Makkah, namanya diganti menjadi Ahmad Dahlan. Beliau menikah dengan Siti Walidah. โ€œHarta yang paling berharga bagi laki-laki di dunia ini adalah, istri yang shalihahโ€ pesan bapaknya (kata bang Rhoma juga :D).Ketika Bapak beliau meninggal, maka beliau lah yang mewarisi langgar kidul yang ditinggalkan bapaknya.

โ€œOrang beragama adalah orang yang merasakan keindahan, tentram, damai, cerah. Karena hakikat agama itu seperti musik, mengayomi, menyelimuti. Agama, kalau kita tidak mempelajarinya dengan benar, itu akan membuat resah lingkungan kita dan jadi bahan tertawaanโ€.

Kejanggalan pertama yang beliau temui adalah kiblat. Kiblat masjid-masjid yang ada di Jogja ternyata hampir seluruhnya melenceng, ada yang menghadap ke barat, bahkan ada yang menghadap ke timur laut. Beliau menggunakan ilmu perpetaan yang beliau dapatkan ketika perjalanan ke Makkah. Tantangan utama yang beliau rasakan ternyata adalah sempitnya pemikiran ulama-ulama senior di sekitar beliau. Setelah susah payah meyakinkan mereka, pada akhirnya usul beliau dimentahkan karena beliau menggunakan peta yang notabene adalah buatan orang kafir. Menurut mereka, mengubah kiblat berdasarkan โ€œpetunjukโ€ orang kafir sama saja dengan kafir.

Beliau dan murid-muridnya tetap teguh di langgarnya dengan arah kiblat yang sebenarnya, bahkan saat menjadi makmum di masjid besar, mereka menghadap ke arah yang berbeda. Hal ini tentu saja membuat risih para pemuka agama yang merasa โ€œkenyamananโ€ mereka selama ini terusik. Akhirnya mereka berbondong-bondong merobohkan Langgar Kidul milik Ahmad Dahlan.

Sempat putus asa dan hendak pergi meninggalkan daerah tersebut, Ahmad Dahlan akhirnya kembali membangun Langgar Kidul karena dukungan dari saudara dan murid-muridnya.

โ€œSyekh muhammad Abduh: Agama islam tertutup bagi orang islam itu sendiri. Islam semakin jauh dari orang islam itu sendiri karena dipahami secara dangkalโ€.

Tapi karena kondisi Kauman yang belum kondusif, Sultan menyuruh dan membiayai Ahmad Dahlan untuk menuntut ilmu kembali ke Makkah pada tahun 1903 dengan harapan kondisi akan kembali mendingin.

Ketika kembali ke tanah air, Budi Utomo sudah mulai terbentuk dari kumpulan anak muda yang peduli pada pendidikan dan kesehatan, singkat cerita, karena cocok, Ahmad Dahlan pun bergabung dengan Dr Wahidin dan kawan-kawan.

Kaum bangsawan yang belajar di sekolah Belanda menganggap Islam sebagai agama mistis yang kuno. Ahmad Dahlan ingin merubah hal tersebut dan melamar untuk mengajar di sekolah Belanda. Tentu saja ini mengundang kontroversi lagi dan sampai dibilang kiyai kafir. Begitu juga muridnya, tapi dengan sabar Ahmad Dahlan memberikan pengertian, bahwa banyak sekali yang harus dipelajari ketika ingin mengajar, bukan hanya tentang isi plejarannya saja, tapi juga cara mengajarkannya.

โ€œKalau kamu mau belajar, kamu harus berprasangka baik.โ€

Keluarganya juga mempertanyakan hal ini, yang sempat membuat ia ragu dan patah semangat. Namun sang istri yang setia mendampingi, menyadarkan dan memberi semangat kembali.

โ€œAku sendiri tidak tahu, apakah yang aku lakukan itu benar.โ€

โ€œKalau kita tahu, kita tidak akan pernah belajar.โ€

ย โ€œHai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.โ€(QS.Muhammad:7)

Ahmad Dahlan kemudian mendirikan madrasah ibtidaiyah diniyah Islam. Murid-muridnya diambil dari jalanan. Anak-anak yang kurang mampu, pengemis Kauman, dijemput ke jalan, dimandikan, diberi makan, kemudian diberi pendidikan.

Madrasah ini menggunakan meja, papan tulis dan bahkan biola (alat-alat yang masih dianggap buatan kafir dan yang memakainya berarti ikut kafir), yang tentu saja kembali meresahkan warga. Sampai suatu ketika, seorang kiyai besar mengunjunginya dari Magelang karena medengar ke-risih-an masyarakat.

K (Kiyai): Kenapa Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islam memakai peralatan orang kafir? Meja, papan tulis, biola. Ini semuanya dibuat oleh orang-orang kafir.

AD (Ahmad Dahlan): Maaf kiyai, boleh saya bertanya? Kiyai datang dari Magelang ke Kauman ini naik apa? Jalan kaki?

K: Saya tidak mau menyiksa tubuh saya dari Magelang ke Jogja jalan kaki.

AD: Kalau begitu naik apa Kiyai?

K: Ya naik kereta. Wong saya itu tidak bodoh. Hanya orang yang bodoh saja yang mau ke Jogja dari Magelang jalan kaki.

AD: Njih..njih..njih..Kalau begitu, hanya orang bodoh yang menyebut sekolah ini sekolah kafir.

K: Ha?

AD: Karena kereta api, perlengkapannya dibuat oleh orang kafir.

 

Pada akhirnya para kiyai mengajak Ahmad Dahlan untuk bertemu membahas metode โ€œnyelenehโ€ yang dipakainya.

โ€œAgama itu bukan rangkaian aturan2 yang bisa dipermudah atau dipersulit kang mas. Agama itu sebuah proses. Seperti udara pagi yang kita hirup secara perlahan-lahan ke tubuh kita, menyeegarkan hati dan pikiran kita. Bayangkan yang kita hirup itu angin puting beliung, tubuh kita bukan hanya hancur, tapi terhempas tak berdaya, terbawa arus tak tentu arahโ€.

โ€œApakah kita rela melihat umat kita lari dan menjauh dari agama, hanya karena kita salah memberikan pengertian?โ€

Setelah berusaha memahamkan para kiyai, Ahmad Dahlan mulai berfikir untuk membentuk sebuah perkumpulan sebagai bentuk nyata aktifitas sosial mereka. Melalui bantuan Budi Utomo, akhirnya lahirlah Muhammadiyah yang berarti pengikut Muhammad SAW.

โ€œKita itu boleh punya prinsip, asal jangan fanantik, karena fanatik itu ciri orang bodoh. Sebagai orang Islam, kita harus tunjukkan kalau kita bisa bekerja sama pada siapapun, asal, Lakum dinukum waliyadin. Agamamu agamamu, agamaku agamaku.โ€

Proses berdirinya Muhammadiyah juga tidak mudah. Persetujuan dari pemuka agama juga sulit didapat, bahkan sebagian salah sangka karena mengaggap Ahmad Dahlan ingin menjadi Residen. Residen dianggap akan memiliki kekuasaan melebihi pemuka agama setempat. Padahal sebenarnya Ahmad Dahlan hanya ingin menjadi Presiden Muhammadiyah J.

Bagian akhir film adalah bagian favorit saya. Ketika dua orang besar bertemu, bebesar hati dan saling mengakui kesalahan. ย Ahmad Dahlan dan Cholil Kamaludiningrat, Penghulu Masjid Besar Kauman yang selama ini selalu bertentangan dengan Ahmad Dahlan.

โ€œKadang manusia lebih memilih melindungi kewibawaannnya, daripada bertanya untuk apa sebenarnya kewibawaan yang dia punya itu bagi dirinyaโ€.

โ€œSemuanya ini untuk membuat kita sadar, akan tugas kita di dunia ini,menjadi khalifah, pemimpin bagi dirinya sendiri sebelum memimpin orang lainโ€.

โ€œKetika kita memimpin orang lain, kita lupa bertanya, apakah kita sudah mampu memimpin diri kita sendiriโ€.

โ€œKita lakukan tugas kita masing2, melindungi kewibawaan agama kita. Kebenaran hanya milik Allah. Manusia seperti kita hanya ikhtiarโ€.

Pada akhirnya mereka sepakat melakukan tugas besar mereka dengan cara masing. Tugas untuk melindungi kewibawaan agama Islam.

 

Posted in Hikam, Lesson, My angle

Perbuatan menguatkan kata berlipat ganda

Ketika seseorang ingin menyampaikan kebaikan, tentu saja ia harus (berusaha) mempunyai kelebihan kebaikan tentang yang dia sampaikan dibanding si penerima. Memang tidak selalu harus โ€œpunyaโ€ seluruhnya terlebih dahulu sebelum menyampaikan, karena kadang perjalanan adalah tempat belajar yang baik. Tapi menyampaikan hal yang sudah diterapkan terlebih dahulu akan membuat apapun yang disampaikan menjadi lebih โ€œkuatโ€.

Contoh yang โ€œkurang kuatโ€ ๐Ÿ˜€

Jika seorang ingin mengajarkan tentang kesabaran, tentu saja ia harus mempunyai, atau paling tidak sedang berusaha meningkatkan kesabaran terlebih dahulu, minimal kesabaran dalam menyampaikan dan memahamkan si penerima tadi.

โ€œKang, saya susah sekali untuk sabar. Gimana sih caranya kang?โ€

โ€œYa harus dicobaโ€

โ€œUdah kang, tapi tetap tidak bisaโ€

โ€œMakanya dicoba terus!โ€ (mulai emosi)

โ€œBerat kang, kayanya saya ga bisa dehโ€

โ€œIya, kamu sih. Belum dicoba udah kaya gitu, ya ga mungkin bisa!โ€ (mukanya belipet sambil setengah berteriak)

โ€œKalo akang dah bisa sabar?โ€

โ€œKalo saya sih udah dari dulu sabarโ€.(bangga)

โ€œOoo, jadi kalo sabar muka kita jadi belipet kayak jeruk purut ya kang?โ€

โ€œ (-_-โ€˜) โ€œ

Contoh “kurang kuat” lain, jika kita ingin mengajarkan tentang keikhlasan, maka secara tidak langsung, kita dituntut untuk ikhlas, terutama saat menyampaikan pengajaran tadi.

โ€œIkhlas itu berat ya kang?โ€

โ€œMemang harus dilatih sih, insyaAllah akan terbiasaโ€

โ€œGimana ngelatihnya kang?โ€

โ€œYa harus dilakukan terus-menerusโ€

โ€œKalo akang dah bisa ikhlas?โ€

โ€œYa, kalo saya sih dah sering ikhlas. Saya ga minta apa-apa ketika saya ngebantuin teman kemaren beli motor. Saya juga pas ada kegiatan kemaren, kerja sendiri aja, ikhlas aja. Padahal semua pada nyantai, tapi tetap saya ikhlas aja. Kemaren saya juga shadaqah 100 ribu, Ga ada yang tau. Soalnya saya ikhlas sihโ€.

โ€œO.. gitu ya kang?โ€ (-_-โ€˜)

Ya begitulah, ketika seseorang ingin berbuat kebaikan di posisi pemberi, maka mau tidak mau ia harus (berusaha) mempunyai kemampuan untuk berbuat lebih. Ketika ingin mengajarkan keikhlasan, maka harus berusaha ikhlas dulu. Ketika ingin menyebarkan aroma kesabaran, tentu saja ia harus menumbuhkan bibit kesabaran dulu di dalam relung hatinya.

Beraaat sih, saya juga masih berusaha belajar menguatkan. Semoga Allah memudahkan usaha kita.

Wallahu’alam