Posted in Muhasabah, My angle

Takut….

Bayangkan jika shadaqahmu  tak diridlai karena kau ingin diangap dermawan

Bayangkan jika shalatmu tak diterima karena  kau ingin disangka alim

Bayangkan jika shaummu tak dianggap karena kau merasa paling mulia

Bayangkan jika tenaga yang kau curahkan untuk amal diacuhkan karena kau riya

Bayangkan jika segala pengorbananmu bagaikan buih di lautan, banyak tapi tak ada bobot

Bayangkan jika amal-amalmu bagaikan asap, meninggi tapi tak berharga

Bayangkan jika semua kebaikanmu tidak bernilai pahala di mata-Nya, karena kau beribadah untuk selain-Nya

Astaghfirullaahal’adziim, Astaghfirullaahal’adziim, Astaghfirullaahal’adziim

Luruskan niat selalu, jangan sia-siakan amalmu.

Innashalaati wanusuki wamahyaayaa wamamaati lillaahirabil’aalamiin

Posted in Hikam, Lesson, My angle

Tokoh utama memang harus “lebih”

Tokoh utama dalam sebuah cerita, novel, komik, manga, anime atau film, pasti dituntut untuk bisa berbuat lebih dibanding musuhnya, atau tokoh antagonis nya.

Jika tokoh jahat bisa berbuat sesuka hatinya, tanpa memikirkan akibatnya. Berbeda dengan si tokoh utama, ia harus memikirkan akibat dari hal-hal yang akan ia lakukan, selain brusaha mengalahkan tokoh jahat. Si jagoan juga berusaha sebisa mungkin supaya tidak ada korban yang jatuh, bahkan jagoan yang sebenarnya juga berusaha agar si tokoh antagonisnya tidak tewas dan sadar kembali kepada kebaikan.

Jadi jelas bahwa seorang tokoh utama harus mempunyai kemampuan yang jauh di atas lawan-lawannya disebabkan oleh tanggung jawabnya yang begitu besar.

Ayo kita analogikan dengan amal…

Ketika ada seseorang ingin menyebarkan kebaikan, suatu saat ia pasti akan bertemu dengan orang-orang yang memusuhinya, orang-orang yang tidak menyukainya. Orang-orang itu akan menggunakan segala cara untuk merusak penyebaran kebaikan tersebut. Maka, si penyebar kebaikan tentu saja harus bisa menyikapi hal tersebut dengan cara yang baik dan elegan. Membalas dengan kebaikan, karena, jika si baik membalas dengan cara yang sama dengan yang digunakan oleh musuh, cara yang buruk, terus, apa bedanya dia dengan orang-orang yang memusuhinya?

Posted in Hikam, Lesson, My angle

Futsal..futsal..futsal..

Pemakaian yang berlebihan akan bisa membuat tubuh anda pegal, kepala pusing, dan memar-memar.

Benda apakah itu?

SEPATU FUTSAL!!

yup, jika anda memakai sepatu futsal berlebihan, dan berolahraga futsal keseringan (saya menyebut “berolahraga” bukan “bermain” supaya lebih jelas tujuan utamanya :D) bisa membuat anda merasakan hal-hal tersebut di atas. Hehe…

Tapi tetap saja, terus terang, saya tidak kuat untuk menolaknya.. haha..

Bagi orang-orang yang tidak menyukai futsal ataupun sepakbola, biasanya ngomong gini,” Ngapain sih bola satu dikejar-kejar? trus, kalo dah dapet, ditendang trus dikejar lagi, mending beli aja bola sendiri-sendiri, kan beres”. hahaha… Lha? dimana serunya kalo dah punya bola masing-masing? mending pulang aja.. 😛

Terlepas dari pro-kontra tadi (halah), sebenarnya futsal atau berbagai olahraga lain harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk berbagai kepentingan B-)

1. Olahraga
Tentu saja ini adalah tujuan utama. Biar badan bergerak, biar otot-otot meregang, biar jantung berdetak, biar keringat mengalir…
2. Silaturrahim
Karena sebagian orang sangat bersemangat datang futsal, kadang hanya pada saat futsal-lah bisa bertemu dengan mereka (saya maksudnya… :P). So, tentu saja jadi ajang silaturrahim dan berkenalan dengan orang baru.
3. Memperkuat teamwork
Dalam futsal, kita bisa tau kemampuan seseorang, kecepatan larinya, visinya, sehingga akhirnya kita tau bola umpan seperti apa yang terbaik untuknya dan lahirlah teamwork yang solid. Silahkan analogikan sendiri ke dalam bentuk teamwork lain.. 😀
4. Mendekatkan hubungan, mengenal lebih jauh
Futsal membuat hubungan jadi lebih dekat, lupa akan jurusan yang berbeda, lupa dengan angkatan yang tak sama, tidak mempermasalahkan dengan asal yang beraneka. Tapi bisa juga dijadikan sebagai “alasan” untuk mengenal orang lebih jauh, sambil ngobrol, nanya2 asal, hobby, dll
5. Ice breaker
Hal-hal yang terjadi dalam futsal bisa menghilangkan kekakuan. Ketawa kalau ada yang lucu, salaman kalo ga sengaja melanggar dan banyak hal lainnya.
6. Meningkatkan daya juang
Tanpa disadari, ketika “nafsu” sudah menguasai pada saat futsal, maka daya juang akan meningkat dengan sendirinya. Kemanapun bola dikejar, tak peduli sejago apapun lawannya. Hehe
7. Sportifitas dan fair play
Sportif dan fair adalah dua kata yang sangat bisa dipakai dalam kehidupan. Kita berlatih untuk berjalan di dalam aturanNya, dan besar hati mengakui kelebihan orang lain. Tetap mengutamakan persaudaraan.


Mungkin ada beberapa hal negatif yang tetap harus “diwaspadai”. Misal, “daya juang” yang berlebihan akan membuat kita melupakan sportifitas dan ukhuwah, maka kendalikanlah emosi, atau bahkan ada yang lupa waktu karena pertandingan yang bertepatan dengan waktu shalat, hati-hatilah.

Di atas semuanya, niatkanlah segala kebaikan sebagai ibadah kepadaNya. Sehingga apapun yang kita lakukan tidak menjadi seperti buih di lautan.

Posted in Hikam, Lesson, My angle

Objektif (lagi)

saya dari dulu selalu berusaha obejktif

So, ketika ada kabar kalo Osama/Usamah tewas.. teteup berusaha objektif…

1. Objektif, kalo Islam itu cinta kedamaian, maka aksi terorisme tidak bisa dibenarkan apapun alasannya.

2. Objektif, kalau konspirasi itu mungkin saja ada dimana-mana.

3. Objektif, jika para mujahid itu benar2 berjuang dengan cara-cara Allah, maka Allah-lah yang akan membalas dengan syurga-Nya.

4. Objektif, jika pemerintah amerika sebagian ada yang membenci Islam dan mendukung yahudi, bencilah hanya mereka saja. Karena Amerika itu bukan HANYA terdiri dari orang-orang yang memusuhi Islam, ada saudara2 seiman kita dan dan ada juga orang-orang yang bersimpati terhadap Islam.

5. Objektif bahwa kebenaran itu hanya dari Allah, so kritislah dengan santun.. 😀

Posted in Hikam, Lesson, My angle

Media’s negativity

Media sebagian besar menampilkan berita negatif, kejelekan, perkelahian, tawuran, kerusuhan. Karena memang mindset masyarakat kita juga masih “senang” dengan berita2 semacam itu. Kenapa kata “senang” nya ada dalam tanda kutip? Karena bila ditanyakan ke masing-masing orang, pasti tidak akan ada yang setuju dengan kekerasan.

Tapi mindset otaknya membuat rasa ingin tahu yang begitu tinggi ketika ada berita-berita semacam itu, tanpa sadar ia terus menonton acara tersebut dan otomatis rating si tv jadi naik.

Hari gini sih, tayangan TV masih belum berdasarkan atas kebutuhan si penonton, tapi berdasarkan kesukaan, atau ketertarikan para pemirsa. Tayangan apapun selama menarik penonton, akan ditayangkan tanpa ampun.
Nah, makanya sebagai penonton, kalau tidak bisa menghentikan menonton tv (seperti saya :D), mulailah selektif dalam memilih tayangan televisi, kurangi juga jam nonton nya. Pilih tayangan-tayangan yang bermanfaat (Kalo live bola, bermanfaat kan ya? *maksa :D).

Semoga dengan berkurangnya pemirsa dari acara-acara yang tidak bermanfaat, dengan sendirinya acara-acara tersebut akan berganti dengan yang lebih baik.

Kalo ngga mau pake cara itu,

ya… siapin duit aja buat beli stasiun tv,

trus atur deh acara2 di dalamnya 😀


	
Posted in Hikam, Lesson, My angle

Dakwah = Dagang ?

Dakwah itu ibarat dagang

Kadang,

Memperdagangkan sesuatu yang baik sekalipun,

belum tentu semua orang suka dan mau membeli.

Kemasan bisa menjadi faktor penting dalam menarik pembeli.

Berlian, jika dikemas di dalam lumpur tentu saja akan terlihat kurang menarik.

Tiap pedagang punya cara mengemas yang beraneka-ragam.

Pembelinya juga tentu saja mempunyai ketertarikan yang berbeda.

Tak ada gunanya menjelek-jelekan pedagang lain,

padahal barang dagangannya sama.

Silahkan berlomba mengemas dengan cara masing-masing,

dan biarkanlah si pembeli memilih kemasan yang paling disukainya.

Kemaslah seindah mungkin, sampai cahaya si berlian memancar maksimal

tapi cukuplah bersaing dalam kemasan dan kebaikan.

Karena dunia ini BUKAN hanya terdiri dari satu jalan kebaikan dan sisanya jalan keburukan.

Karena manusia BUKAN hanya terdiri dari satu pedagang dan sisanya pencuri.

Karena surga itu tidak hanya punya satu pintu.

Dan Allah-lah Yang Maha Mengetahui segalanya…

Posted in Hikam, Lesson, My angle

Real family or…?

Badai menerpa sebuah rumah asri, rumah yang biasanya damai dan membuat penghuninya terlena. Rumah tersebut luluh lantak, perabotan dan material bangunan berserakan dimana-mana. Penghuni rumah banyak yang terluka, bahkan jadi korban.

Badai ini sebenarnya hanya gejala alam biasa. Namun Karena baru kali ini menghantam rumah tersebut, dampaknya cukup terasa.

Kemudian, apa yang terjadi selanjutnya?

Perbaikan diinisiasi. Pemimpin keluarga mengomandoi prosesnya. Anggota keluarga yang optimis setia akan bergotong-royong memperbaiki rumah. Mungkin ada yang cerewet, ada yang menggerutu, tapi tetap berusaha membantu sekuat tenaga. Yang pesimis akan kabur dari rumah dan mencari rumah baru, bahkan ada yang melempari rumahnya sendiri karena kecewa dan tidak setuju dengan cara pembangunan rumah.

Tetangga dan teman yang bersimpati akan membantu. Yang cuek hanya akan sekedar lewat. Yang kritis akan mengkritik dan menyalahkan proses pembangunan dan cara perawatan rumah. Dan tetangga yang tidak suka atau bahkan benci akan tertawa kesenangan melihat kehancuran tersebut.

Dimanakah posisi favorit kita? 😀

Posted in Hikam, Lesson, My angle

Supir angkot menyebalkan??????

from facebook note by Yandri Mahaldy Z on Wednesday, November 25, 2009 at 7:25am

sumber

Bagi pemilik kendaraan bermotor, mau mobil atau motor, salah satu hal yang biasanya menyulut emosi di jalanan adalah angkot yang suka berhenti sembarangan. Kalau tidak hati-hati di belakang angkot, bisa-bisa ngerem mendadak atau bahkan tabrakan. hmmm

Tapi apa sih sebenarnya yang membuat hal tersebut terjadi? Apa benar ini murni kesalahan si supir?

Oke lah, pertama memang “the man behind the wheels”, mental si supir untuk mengejar setoran sebanyak2nya menghasilkan manuver2 luar biasa layaknya “Lewis Hamilton” dengan sirkuit jalan raya. Masalahnya korbannya adalah para pengguna jalan yang tidak “bercita-cita” menjadi pembalap formula 1.

Faktor di atas masih bersifat subjektif, karena saya belum pernah jadi supir angkot. Tapi setelah dilihat dengan mata lebih terbuka, ada beberapa penyebab lagi yang membuat hal tersebut terjadi.

Penumpang angkot. Para penumpang angkot sebenarnya juga menjadi faktor penting dalam “kejahatan” jalan raya ini. Penumpang sering sekali menyetop angkot di lokasi yang seharusnya angkot tidak boleh berhenti di sana. Penumpangpun sering minta berhenti secara mendadak di tempat ramai, dan akan ngomel kalau angkot berhenti agak kejauhan dari tempat yang diinginkan.

Polisi. Polisi yang kecapean mengatur “bandel”nya para pengguna jalan. Ditambah oknum polisi yang mempersulit proses penilangan, sehingga hanya sedikit kendaraan yang bisa ditertibkan.

Juragan angkot. Juragan angkot meminta setoran yang tidak sebanding dengan jumlah angkot dan banyak penumpang. Jadilah perlombaan perburuan penumpang.

Pemilik kendaraaan pribadi. Pemilik kendaraan pribadi yang semakin banyak, membuat para supir angkot kekurangan penumpang.

Pemerintah. Pada akhirnya pemerintah juga kena. Fasilitas umum yang tidak nyaman, kendaraan umum dan fasilitas seperti halte. Izin membeli kendaraan yang terlalu mudah tidak sebanding dengan kapasitas jalan yang tersedia. Kurang tegas terhadap oknum kepolisian dan jasa angkutan.

Ya begitulah, mungkin subjektif, mungkin tidak. Yang pasti ternyata tidak semua keburukan yang terjadi murni kesalahan satu pihak saja. Dibutuhkan keinginan untuk menjadi lebih baik dari berbagai pihak, terutama diri sendiri. Harapan itu masih ada….

Apakah anda sudah menjadi bagian dari solusi? atau masih menjadi bagian dari masalah?

Posted in Manga, My angle

Rebound amal (Slam dunk)

Melakukan amal itu mirip dengan melakukan sebuah offensive rebound di dalam permainan basket.

Offensive rebound adalah sebuah istilah dalam bola basket, artinya menangkap bola yang gagal dimasukkan ke ring oleh rekan setim pada saat melakukan penyerangan. Sehingga tim tersebut bisa kembali berusaha memasukkan bola.

Dari komik Slamdunk yang saya baca, Anzai sensei pernah memberitahu Hanamichi Sakuragi, tokoh utama manga yang jago rebound, tentang pentingnya sebuah offensive rebound.

Ketika pemain basket berhasil melakukan offensive rebound, ia menciptakan kesempatan pada timnya untuk kembali mencetak angka, di sisi lain ia mencegah lawan mendapatkan angka dari sebuah serangan balik cepat. Maka point tim nya tetap bertambah 2 poin, dan ia mencegah tim lawan menambah angka mereka sebanyak 2 poin. Jadi setelah ditotal, nilai dari offensive reboundnya setara dengan 4 poin.

Jika kita analogikan pada amal…

Ketika seseorang melakukan sebuah amal kebaikan, maka ia “memaksa” dirinya untuk mendapatkan pahala. Maka dengan amalnya tadi ia menutup kesempatan dirinya untuk melakukan keburukan dan menahan dirinya dari mendapatkan dosa.

So? Lets get 4 points!

Posted in My angle, Slow Down!!

Juara

Kawan…

Terlalu berharga, sebuah persaudaraan, kau rusak hanya untuk gengsi di depan orang yang bahkan tidak mengenalmu…

Terlalu indah, kenangan manis di masa depan, kau rusak dengan prasangka-prasangka kepada sahabat seperjuanganmu…

Terlalu sayang, amalmu yang menuju langit, rontok ke bumi karena penyakit hatimu…

 

Bersikaplah seperti Juara, yang tersenyum walaupun tidak memenangkan pertandingan…

Bukan seperti pecundang, yang sombong ketika dia mendapatkan kejayaan…

 

original post : https://yandrimahaldyz.wordpress.com/2010/10/15/yang-akan-kau-kenang-nanti/

sepertinya cukup penting untuk diingat kembali…. 🙂