Posted in Hikam, Lesson, My angle

Media’s negativity

Media sebagian besar menampilkan berita negatif, kejelekan, perkelahian, tawuran, kerusuhan. Karena memang mindset masyarakat kita juga masih “senang” dengan berita2 semacam itu. Kenapa kata “senang” nya ada dalam tanda kutip? Karena bila ditanyakan ke masing-masing orang, pasti tidak akan ada yang setuju dengan kekerasan.

Tapi mindset otaknya membuat rasa ingin tahu yang begitu tinggi ketika ada berita-berita semacam itu, tanpa sadar ia terus menonton acara tersebut dan otomatis rating si tv jadi naik.

Hari gini sih, tayangan TV masih belum berdasarkan atas kebutuhan si penonton, tapi berdasarkan kesukaan, atau ketertarikan para pemirsa. Tayangan apapun selama menarik penonton, akan ditayangkan tanpa ampun.
Nah, makanya sebagai penonton, kalau tidak bisa menghentikan menonton tv (seperti saya :D), mulailah selektif dalam memilih tayangan televisi, kurangi juga jam nonton nya. Pilih tayangan-tayangan yang bermanfaat (Kalo live bola, bermanfaat kan ya? *maksa :D).

Semoga dengan berkurangnya pemirsa dari acara-acara yang tidak bermanfaat, dengan sendirinya acara-acara tersebut akan berganti dengan yang lebih baik.

Kalo ngga mau pake cara itu,

ya… siapin duit aja buat beli stasiun tv,

trus atur deh acara2 di dalamnya 😀


			
Posted in Hikam, Lesson, My angle

Dakwah = Dagang ?

Dakwah itu ibarat dagang

Kadang,

Memperdagangkan sesuatu yang baik sekalipun,

belum tentu semua orang suka dan mau membeli.

Kemasan bisa menjadi faktor penting dalam menarik pembeli.

Berlian, jika dikemas di dalam lumpur tentu saja akan terlihat kurang menarik.

Tiap pedagang punya cara mengemas yang beraneka-ragam.

Pembelinya juga tentu saja mempunyai ketertarikan yang berbeda.

Tak ada gunanya menjelek-jelekan pedagang lain,

padahal barang dagangannya sama.

Silahkan berlomba mengemas dengan cara masing-masing,

dan biarkanlah si pembeli memilih kemasan yang paling disukainya.

Kemaslah seindah mungkin, sampai cahaya si berlian memancar maksimal

tapi cukuplah bersaing dalam kemasan dan kebaikan.

Karena dunia ini BUKAN hanya terdiri dari satu jalan kebaikan dan sisanya jalan keburukan.

Karena manusia BUKAN hanya terdiri dari satu pedagang dan sisanya pencuri.

Karena surga itu tidak hanya punya satu pintu.

Dan Allah-lah Yang Maha Mengetahui segalanya…

Posted in Hikam, Lesson, Re-Post

Bangkit itu susah………

> Bangkit itu susah.........
> Susah melihat orang lain susah
> Senang melihat orang lain senang

> Bangkit itu Takut.........
> Takut untuk Korupsi
> Takut untuk makan yang bukan haknya

> Bangkit itu malu..........
> Malu menjadi benalu
> Malu minta-minta melulu

> Bangkit itu Marah.........
> Marah bila martabat bangsa dilecehkan

> Bangkit itu Mencuri.......
> Mencuri perhatian dunia dengan prestasi

> Bangkit itu Tidak ada.....
> Tidak ada kata menyerah
> Tidak ada kata putus asa

> Bangkit itu aku...........
> aku untuk INDONESIAKU

Deddy Mizwar
Posted in Islam, Lesson, Re-Post

Dari Gelap kepada Cahaya Vs Habis Gelap Terbitlah Terang

Surfing artikel tentang kartini, eh ketemu yang ini, luarbiasa! Walaupun artikel ini di-post lebih dari 10 tahun yang lalu, tapi masih butuh dihayati kembali.  Enjoy!

IBU KITA KARTINI DAN ISLAM. MINAZZULUMATI ILANNUR

Selasa, 30 November 1999 00:00

Waktu SMP dulu saya pernah membaca buku “Habis Gelap Terbitlah Terang” yang berisi kumpulan surat-surat Kartini (sekarang buku itu entah dimana L). Meski dulu saya belum begitu faham benar dengan isi buku itu, ada beberapa isi surat yang waktu itu agak ‘mengganggu’ pikiran saya ketika Kartini bersinggungan dengan Islam.
Saya baru-baru ini mendapati beberapa posting yang membahas surat-surat itu serta transformasi spiritual Kartini, saya coba sarikan.

Persinggungan awal Kartini dengan Islam dapat dibaca dari surat-surat berikut:

“Mengenai agamaku Islam, Stella, aku harus menceritakan apa? Agama Islam melarang umatnya mendiskusikannya dengan umat agama lain. Lagi pula sebenarnya agamaku karena nenek moyangku Islam. Bagaimana aku dapat mencintai agamaku, kalau aku tidak mengerti, tidak boleh memahaminya? Al-Quran terlalu suci, tidak boleh diterjemahkan kedalam bahasa apa pun. Di sini tidak ada orang yang mengerti bahasa Arab. Di sini orang diajar membaca Al-Quran tetapi tidak mengerti apa yang dibacanya. Kupikir, pekerjaan orang gilakah, orang diajar membaca tapi tidak diajar makna yang dibacanya itu. Sama saja halnya seperti engkau mengajarkan aku buku bahasa Inggris, aku harus hafal kata demi kata, tetapi tidak satu patah kata pun yang kau jelaskan kepadaku apa artinya. Tidak jadi orang sholeh pun tidak apa-apa, asalkan jadi orang yang baik hati, bukankah begitu Stella?” [Surat Kartini kepada Stella, 6 November 1899]

“Dan waktu itu aku tidak mau lagi melakukan hal-hal yang tidak tahu apa perlunya dan apa manfaatnya. Aku tidak mau lagi membaca Al-Quran, belajar menghafal perumpamaan-perumpamaan dengan bahasa asing yang tidak aku mengerti artinya, dan jangan-jangan guru-guruku pun tidak mengerti artinya. Katakanlah kepadaku apa artinya, nanti aku akan mempelajari apa saja. Aku berdosa, kitab yang mulia itu terlalu suci sehingga kami tidak boleh mengerti apa artinya. [Surat Kartini kepada E.E. Abendanon, 15 Agustus 1902]

Untuk ukuran seorang perempuan dan ukuran zaman itu (bahkan ukuran zaman sekarang sekalipun) pendapat Kartini ini benar-benar sangat kritis dan sangat berani.

Suatu ketika, takdir membawa Kartini pada suatu pengajian di rumah Bupati Demak Pangeran Ario Hadiningrat yang juga adalah pamannya. Pengajian dibawakan oleh seorang ulama bernama Kyai Haji Mohammad Sholeh bin Umar(atau dikenal Kyai Sholeh Darat) tentang tafsir Al-Fatihah. Kartini tertarik sekali dengan materi yang disampaikan (ini dapat dipahami mengingat selama ini Kartini hanya membaca dan menghafal Quran tanpa tahu maknanya). Setelah pengajian, Kartini mendesak pamannya untuk menemaninya menemui Kyai Sholeh Darat. Berikut ini dialog-nya (ditulis oleh Nyonya Fadhila Sholeh, cucu Kyai Sholeh Darat).

“Kyai, perkenankanlah saya menanyakan, bagaimana hukumnya apabila seorang yang berilmu, namun menyembunyikan ilmunya?”
Tertegun Kyai Sholeh Darat mendengar pertanyaan Kartini yang diajukan secara diplomatis itu.
“Mengapa Raden Ajeng bertanya demikian?”. Kyai Sholeh Darat balik bertanya, sambil berpikir kalau saja apa yang dimaksud oleh pertanyaan Kartini pernah terlintas dalam pikirannya.
“Kyai, selama hidupku baru kali inilah aku sempat mengerti makna dan arti surat pertama, dan induk Al-Quran yang isinya begitu indah menggetarkan sanubariku. Maka bukan buatan rasa syukur hati aku kepada Allah, namun aku heran tak habis-habisnya, mengapa selama ini para ulama kita melarang keras penerjemahan dan penafsiran Al-Quran dalam bahasa Jawa. Bukankah Al-Quran itu justru kitab pimpinan hidup bahagia dan sejahtera bagi manusia?”

Setelah pertemuan itu nampaknya Kyai Sholeh Darat tergugah hatinya. Beliau kemudian mulai menuliskan terjemah Quran ke dalam bahasa Jawa. Pada pernikahan Kartini , Kyai Sholeh Darat menghadiahkan kepadanya terjemahan Al-Quran (Faizhur Rohman Fit Tafsiril Quran), jilid pertama yang terdiri dari 13 juz, mulai dari surat Al-Fatihah sampai dengan surat Ibrahim. Mulailah Kartini mempelajari Islam dalam arti yang sesungguhnya. Tapi sayang, tidak lama setelah itu Kyai Sholeh Darat meninggal dunia, sehingga Al-Quran tersebut belum selesai diterjemahkan seluruhnya ke dalam bahasa Jawa.

Kartini menemukan dalam surat Al-Baqarah ayat 257 bahwa ALLAH-lah yang telah membimbing orang-orang beriman dari gelap kepada cahaya (Minazh-Zhulumaati ilan Nuur). Rupanya, Kartini terkesan dengan kata-kata Minazh-Zhulumaati ilan Nuur yang berarti dari gelap kepada cahaya karena Kartini merasakan sendiri proses perubahan dirinya, dari kegelisahan dan pemikiran tak-berketentuan kepada pemikiran hidayah (how amazing…).
Dalam surat-suratnya kemudian, Kartini banyak sekali mengulang-ulang kalimat “Dari Gelap Kepada Cahaya” ini. (Sayangnya, istilah “Dari Gelap Kepada Cahaya” yang dalam Bahasa Belanda adalah “Door Duisternis Tot Licht” menjadi kehilangan maknanya setelah diterjemahkan oleh Armijn Pane dengan istilah “Habis Gelap Terbitlah Terang”).

Nampaknya masa-masa ini terjadi transformasi spiritual bagi Kartini. Pandangan Kartini tentang Barat-pun mulai berubah, setelah sekian lama sebelumnya dia terkagum dengan budaya Eropa yang menurutnya lebih maju dan serangkaian pertanyaan-pertanyaan besarnya terhadap tradisi dan agamanya sendiri.
Ini tercermin dalam salah satu suratnya;

“Sudah lewat masanya, tadinya kami mengira bahwa masyarakat Eropa itu benar-benar satu-satunya yang paling baik, tiada taranya. Maafkan kami, tetapi apakah ibu sendiri menganggap masyarakat Eropa itu sempurna? Dapatkah ibu menyangkal bahwa dibalik hal yang indah dalam masyarakat ibu terdapat banyak hal-hal yang sama sekali tidak patut disebut sebagai peradaban?” [Surat Kartini kepada Ny. Abendanon, 27 Oktober 1902]

“Kami sekali-kali tidak hendak menjadikan murid-murid kami menjadi orang-orang setengah Eropa atau orang-orang Jawa Kebarat-baratan” (surat Kartini kepada Ny. Abandanon, 10 Juni 1902)

Kartini juga menentang semua praktek kristenisasi di Hindia Belanda :

“Bagaimana pendapatmu tentang Zending, jika bermaksud berbuat baik kepada rakyat Jawa semata-mata atas dasar cinta kasih, bukan dalam rangka kristenisasi? …. Bagi orang Islam, melepaskan keyakinan sendiri untuk memeluk agama lain, merupakan dosa yang sebesar-besarnya. Pendek kata, boleh melakukan Zending, tetapi jangan mengkristenkan orang. Mungkinkah itu dilakukan?” [Surat Kartini kepada E.E. Abendanon, 31 Januari 1903]

Bahkan Kartini bertekad untuk berupaya untuk memperbaiki citra Islam yang selalu dijadikan bulan-bulanan dan sasaran fitnah. Dengan bahasa halus Kartini menyatakan :

“Moga-moga kami mendapat rahmat, dapat bekerja membuat umat agama lain memandang agama Islam patut disukai.” [Surat Kartini kepada Ny. Van Kol, 21 Juli 1902].

Di surat-surat lain :

“Astaghfirullah, alangkah jauhnya saya menyimpang” (Surat Kartini kepada Ny. Abandanon, 5 Maret 1902)

“Ingin benar saya menggunakan gelar tertinggi, yaitu: Hamba Allah (Abdulloh).” (Surat Kartini kepada Ny. Abandanon, 1 Agustus 1903)

“Kesusahan kami hanya dapat kami keluhkan kepada Alloh, tidak ada yang dapat membantu kami dan hanya Dia-lah yang dapat menyembuhkan.” (surat Kartini kepada Nyonya Abandanon, 1 Agustus 1903)

“Menyandarkan diri kepada manusia, samalah halnya dengan mengikatkan diri kepada manusia. Jalan kepada Allah hanyalah satu. Siapa sesungguhnya yang mengabdi kepada Allah, tidak terikat kepada seorang manusia punm ia sebenar-benarnya bebas” (Surat kepada Ny. Ovink, Oktober 1900)

Sumber:

  1. BimasIslam Kemenag
  2. pkspiyungan
Posted in Islam, Lesson, Re-Post

10 Sahabat yang Dijamin Masuk Surga

Wednesday, 02 September 2009 13:25 usamah

Setiap orang pasti ingin masuk surga. Namun, tidak mudah untuk meraihnya. Tak cukup hanya mengaku sebagai Muslim, butuh ketaatan dan pengorbanan

Hidayatullah.com–Lihatlah bagaimana sikap itu ditunjukkan oleh para sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam (SAW). Tidak hanya harta, jiwa dan raga pun rela mereka persembahkan untuk kejayaan Islam.

Dari sekian banyak sahabat Nabi, ada sepuluh sahabat yang memperoleh jaminan surga (Asratul Kiraam).

1. Abu Bakar Ash-Shiddiq

Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu ’anhu (RA) adalah khalifah pertama, setelah Nabi wafat. Ia sahabat yang paling dekat dengan Rasulullah, kemanapun Nabi pergi, ia selalu menyertainya. Termasuk saat Rasul dalam perjalanan hijrah dari Makkah ke Madinah, suatu perjalanan yang penuh dengan risiko.

Sejak remaja, Abu Bakar telah bersahabat dengan Nabi. Ia juga orang pertama yang memeluk Islam. Tidaklah sulit baginya untuk mempercayai ajaran Islam, karena tahu betul keagungan akhlak Rasulullah.

Demikian juga saat Nabi menyampaikan peristiwa Isra Mi’raj. Abu Bakarlah sahabat yang pertama kali membenarkan peristiwa tersebut. Oleh sebab itu, ia diberi gelar oleh Rasulullah yakni Ash-Shiddiq (yang benar, jujur, dan membenarkan).

Abu Bakar wafat dalam usia 63 tahun (13 Hijriah). Ia dikebumikan di Madinah bersebelahan dengan makam Rasulullah. Ia diriwayatkan 142 Hadits.

2. ‘Umar bin Khattab

‘Umar bin Khaththab RA adalah khalifah kedua. Ia termasuk sahabat yang sangat dikasihi oleh Nabi. Sebelum masuk Islam, ia dikenal sebagai sosok yang jago gulat dan gemar mabuk-mabukan. Seluruh penduduk Makkah merasa takut kepadanya.

’Umar memeluk Islam setelah mendengar surat Thoha yang dibacakan saudara perempuannya. Ia sangat keras dalam membela agama Allah. Ia menjadi salah satu benteng Islam yang mampu menyurutkan perlawanan kaum Quraisy terhadap diri Nabi dan sahabat.

Saat ’Umar diangkat menjadi khalifah, daerah kekuasaan Islam bertambah. Kerajaan Persia dan Romawi Timur dapat ditaklukan dalam kurun waktu satu tahun (636-637 M). Pemimpin yang sederhana dan peduli para rakyatnya ini, wafat setelah dibunuh Abu Lukluk saat hendak memimpin shalat ( 23 H/644 M). Ia dimakamkan berdekatan dengan Abu Bakar dan Rasulullah.

3. ‘Utsman bin Affan

‘Utsman bin Affan RA adalah khalifah Islam ketiga. Pada saat kepemimpinannya, ia berhasil mengumpulkan wahyu, dan menyusunnya dalam bentuk mushaf Al- Qur’an.

’Utsman masuk Islam lewat ajakan Abu Bakar As-Siddiq. Ia mendapat gelar Dzun Nur ’Ain (Pemilik Dua Cahaya), karena menikahi dua putri Nabi, Ruqayyah dan Ummu Kultsum.

’Utsman dikenal sebagai saudagar kaya dan dermawan. Ia selalu menafkahkan hartanya di jalan Allah. Saat berkecamuk perang Tabuk, ’Utsman menyumbang lebih dari 940 unta, kemudian membawa 60 kuda untuk menggenapinya menjadi 1000. Usman Wafat pada tahun 35H atau 655M.

4. ‘Ali bin Abi Thalib

‘Ali bin Abi Thalib RA dilahirkan di Makkah tahun 598 Masehi. Suami dari putri Nabi, Fatimah, ini merupakan orang yang pertama masuk Islam dari golongan anak-anak. Sebagian meriwayatkan saat itu usianya 10 tahun.

’Ali terkenal orang yang sangat berani, ahli siasat perang, dan cerdas. Pada saat peristiwa hijrah, ’Ali tidur di atas tempat tidur Rasulullah. Sehingga, para tentara Quraisy yang mengepung rumah Nabi, mengira Nabi masih berada di dalam rumah.

’Ali wafat pada tahun 40 Hijriyah, setelah ditikam oleh Abdurrahman bin Muljam dengan pedang yang beracun setelah shalat Shubuh. Ia meninggal dalam usia 63 tahun dan menjabat sebagai khalifah selama 4 tahun 9 bulan. Beliau dimakamkan di Kufah, Irak.

5. Thalhah bin Abdullah

Thalhah bin ’Abdullah dikenal sebagai salah satu konsultan Rasulullah. Ia berasal dari suku Quraisy.

Saat berkecamuk perang Uhud, Thalhah ikut serta. Di arena tersebut ia menderita luka parah. Dia menjadikan dirinya sebuah perisai bagi Rasulullah dan mengalihkan panah yang akan menancap diri Nabi dengan tangannya. Sehingga semua jari-jarinya putus.
Thalhah wafat pada 36 H atau 656 M. Ia Syahid saat mengikuti perang Jamal.

6. Zubair bin Awwam

Zubair bin Awwan termasuk golongan yang pertama masuk Islam (as-sabiqun al-awwalun). Usianya saat itu baru 15 tahun.

Pembelaannya terhadap Islam begitu nyata, Zubair tidak pernah absen dalam berbagai petempuran bersama kaum muslimin. Ia selalu berada di garda depan saat jihad dikumandangkan. Sekujur tubuhnya terdapat luka dari hasil peperangan.
Ia sangat dicintai Rasulullah. Saat terjadi perseturuan di antara kaum muslimin, Zubair tidak sedikit pun memihak yang berseteru. Ia malah berusaha menyatukannya.

Zubair ditikam ketika sedang menghadap Allah, ia wafat pada tahun 36H atau 656M.

7. Sa’ad bin Abi Waqqas

Sa’ad bin Abi Waqqas memeluk Islam saat berusia 17 tahun. Ia sangat mahir menunggang kuda dan memanah. Jika ia memanah musuh dalam sebuah peperangan pastilah tepat sasaran. Hampir seluruh peperangan ia ikuti.
Saat awal memeluk Islam, ibunya mengancam mogok makan dan minum. Dengan harapan, Sa’ad kembali ke ajaran nenek moyang. Namun, hampir sang ibu menemui ajal, ancaman itu dihiraukannya. Ia tidak menjual keyakinannya dengan apa pun, nyawa ibunya sekalipun.

Saat periode Khalifah Umar bin Khattab, Sa’ad diangkat sebagai gubernur militer di Iraq yang bertugas mengatur pemerintahan dan sebagai panglima tentara.
Sa’ad wafat pada usia 70 tahun (55H atau 675M). Ia dimakamkan ditanah Baqi’

8. Sa’id bin Zaid

Sa’id adalah di antara sahabat yang beruntung. Dia masuk Islam bersama-sama istrinya, Fathimah binti Al-Khaththab, adik perempuan ‘Umar bin Khaththab. Sa’id membaktikan segenap daya dan tenaganya untuk berkhidmat kepada Islam. Ketika memeluk Islam usianya belum genap 20 tahun.

Sa’id turut berperang bersama Rasulullah dalam setiap peperangan. Ia juga turut bersama kaum muslimin mencabut singgasana Kisra Persia. Sa’id pernah diperintahkan Rasulullah untuk memata-matai aktivitas musuh.
Ia wafat dalam usia 70 tahun (51H atau 671M), dan dimakamkan di Baqi’, Madinah.

9. ‘Abdurrahman bin ‘Auf

Abdurrahman bin ’Auf juga termasuk tujuh orang yang pertama masuk Islam. Ia di antara sahabat Rasul yang memiliki harta berlimpah. Selurah hartanya itu ia peroleh melalui perniagaan.

Kesuksesannya tidak membuat ia lupa diri. Ia selalu menafkahkan hartanya di jalan Allah. Bahkan saat ia diberitakan Rasulullah bahwa dirinya dijamin masuk surga, semangat bersedekahnya semakin membara. Tak kurang dari 40.000 dirham perak, 40.000 dirham emas, 500 ekor kuda perang, dan 1.500 ekor unta ia sumbangkan untuk perjuangan menegakkan Islam.
Abdurrahman sempat berhijrah ke Habasyah sebanyak dua kali. Ia wafat pada umur 72 tahun (32H/652M) dan dimakamkan di baqi’.

10.Abu ‘Ubaidah bin Jarrah

Rasulullah pernah memberikan pernyataan tentang Abu ‘Ubaidah. “Sesungguhnya setiap umat mempunyai orang kepercayaan, dan sesungguhnya kepercayaan umat ini adalah Abu Ubaidah,” begitu kata Rasulullah. Abu Ubaidah orang yang amanah dan jujur dalam berperilaku.

Abu Ubaidah masuk Islam melalui perantara Abu Bakar As-Shiddiq diawal kerasulan Muhammad. Ia beberapa kali dipercaya Rasul memimpin peperangan. Ia wafat pada tahun 18H atau 639M. [Ibnu Syafa’at/SAHID/www.hidayatullah.com]

Posted in Hikam, Lesson, My angle

Real family or…?

Badai menerpa sebuah rumah asri, rumah yang biasanya damai dan membuat penghuninya terlena. Rumah tersebut luluh lantak, perabotan dan material bangunan berserakan dimana-mana. Penghuni rumah banyak yang terluka, bahkan jadi korban.

Badai ini sebenarnya hanya gejala alam biasa. Namun Karena baru kali ini menghantam rumah tersebut, dampaknya cukup terasa.

Kemudian, apa yang terjadi selanjutnya?

Perbaikan diinisiasi. Pemimpin keluarga mengomandoi prosesnya. Anggota keluarga yang optimis setia akan bergotong-royong memperbaiki rumah. Mungkin ada yang cerewet, ada yang menggerutu, tapi tetap berusaha membantu sekuat tenaga. Yang pesimis akan kabur dari rumah dan mencari rumah baru, bahkan ada yang melempari rumahnya sendiri karena kecewa dan tidak setuju dengan cara pembangunan rumah.

Tetangga dan teman yang bersimpati akan membantu. Yang cuek hanya akan sekedar lewat. Yang kritis akan mengkritik dan menyalahkan proses pembangunan dan cara perawatan rumah. Dan tetangga yang tidak suka atau bahkan benci akan tertawa kesenangan melihat kehancuran tersebut.

Dimanakah posisi favorit kita? 😀

Posted in Hikam, Lesson, My angle

Supir angkot menyebalkan??????

from facebook note by Yandri Mahaldy Z on Wednesday, November 25, 2009 at 7:25am

sumber

Bagi pemilik kendaraan bermotor, mau mobil atau motor, salah satu hal yang biasanya menyulut emosi di jalanan adalah angkot yang suka berhenti sembarangan. Kalau tidak hati-hati di belakang angkot, bisa-bisa ngerem mendadak atau bahkan tabrakan. hmmm

Tapi apa sih sebenarnya yang membuat hal tersebut terjadi? Apa benar ini murni kesalahan si supir?

Oke lah, pertama memang “the man behind the wheels”, mental si supir untuk mengejar setoran sebanyak2nya menghasilkan manuver2 luar biasa layaknya “Lewis Hamilton” dengan sirkuit jalan raya. Masalahnya korbannya adalah para pengguna jalan yang tidak “bercita-cita” menjadi pembalap formula 1.

Faktor di atas masih bersifat subjektif, karena saya belum pernah jadi supir angkot. Tapi setelah dilihat dengan mata lebih terbuka, ada beberapa penyebab lagi yang membuat hal tersebut terjadi.

Penumpang angkot. Para penumpang angkot sebenarnya juga menjadi faktor penting dalam “kejahatan” jalan raya ini. Penumpang sering sekali menyetop angkot di lokasi yang seharusnya angkot tidak boleh berhenti di sana. Penumpangpun sering minta berhenti secara mendadak di tempat ramai, dan akan ngomel kalau angkot berhenti agak kejauhan dari tempat yang diinginkan.

Polisi. Polisi yang kecapean mengatur “bandel”nya para pengguna jalan. Ditambah oknum polisi yang mempersulit proses penilangan, sehingga hanya sedikit kendaraan yang bisa ditertibkan.

Juragan angkot. Juragan angkot meminta setoran yang tidak sebanding dengan jumlah angkot dan banyak penumpang. Jadilah perlombaan perburuan penumpang.

Pemilik kendaraaan pribadi. Pemilik kendaraan pribadi yang semakin banyak, membuat para supir angkot kekurangan penumpang.

Pemerintah. Pada akhirnya pemerintah juga kena. Fasilitas umum yang tidak nyaman, kendaraan umum dan fasilitas seperti halte. Izin membeli kendaraan yang terlalu mudah tidak sebanding dengan kapasitas jalan yang tersedia. Kurang tegas terhadap oknum kepolisian dan jasa angkutan.

Ya begitulah, mungkin subjektif, mungkin tidak. Yang pasti ternyata tidak semua keburukan yang terjadi murni kesalahan satu pihak saja. Dibutuhkan keinginan untuk menjadi lebih baik dari berbagai pihak, terutama diri sendiri. Harapan itu masih ada….

Apakah anda sudah menjadi bagian dari solusi? atau masih menjadi bagian dari masalah?

Posted in Islam, Lesson, Re-Post

Puasa-puasa Sunnah dalam Islam

1. Puasa 6 hari pada bulan Syawal

Dari Abu Ayyub Al-Anshory bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Barang siapa berpuasa Ramadhan, kemudian melanjutkan dengan berpuasa enam hari pada bulan Syawal, maka seperti ia berpuasa sepanjang tahun.” (HR. Muslim)

 

2. Puasa pada hari Arafah (9 Dzulhijjah) bagi yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Puasa pada hari Arofah, aku berharap kepada Allah agar mengampuni dosa-dosa setahun yang telah lalu dan setahun yang akan datang.” (HR. Muslim)

 

3. Puasa pada hari Asyura’ (10 Muharram) dan Tasu’a (sehari sebelumnya)

Dari Abu Qotadah bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Puasa pada hari ‘Asyura’, aku berharap kepada Allah agar mengampuni dosa-dosa setahun yang telah lalu.” (HR. Muslim)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Sungguh jika aku masih hidup sampai tahun depan aku akan berpuasa pada hari yang kesembilan.” (HR. Muslim)

4. Memperbanyak Puasa Pada Bulan Muharrom

Berdasarkan hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah yakni bulan Muharrom, dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.” (HR. Muslim)

5. Puasa pada bulan Sya’ban

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, dia berkata:

“Saya tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa sebulan penuh kecuali pada bulan Ramadhan, dan tidaklah saya melihat  beliau memperbanyak puasa dalam suatu bulan seperti banyaknya beliau berpuasa pada bulan sya’ban.” (HR. Bukhari)

6. Puasa Hari Senin dan Kamis

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Amal-amal ditampakkan pada hari senin dan kamis, maka aku suka jika ditampakkan amalku dan aku dalam keadaan berpuasa.” (Shahih, riwayat An-Nasa’i)

7. Puasa 3 hari setiap bulan qamariyah (13,14,15).

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dia berkata,

“Kekasihku, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam Mewasiatkan kepadaku tiga perkara: puasa tiga hari setiap bulan,  dua rakaat shalat dhuha, dan  shalat witir sebelum tidur.” (HR. Bukhari Muslim)

8. Berpuasa Sehari dan Berbuka Sehari (Puasa Dawud ‘alaihis salam)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Puasa yang paling disukai Allah adalah puasa Nabi Dawud, dan shalat yang paling disukai Allah adalah Shalat Nabi Dawud, adalah beliau biasa tidur separuh malam, dan bangun pada sepertiganya, dan tidur pada seperenamnya, adalah beliau berbuka sehari dan berpuasa sehari.”(Muttafaqun ‘alaihi)

Beberapa Hal yang Terkait Dengan Puasa Sunnah

  • Boleh berniat puasa sunnah setelah terbit fajar jika belum makan, dan minum serta tidak melakukan hal-hal yang membatalkan puasa, berbeda dengan puasa wajib maka niatnya harus dilakukan sebelum fajar.
  • Seseorang yang berpuasa sunnah diperbolehkan membatalkan puasanya jika ia menghendaki, dan tidak ada qodho atasnya.

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha dia berkata:

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam suatu hari datang kepadaku kemudian berkata: “Apakah engkau memiliki sesuatu (dari makanan)?”, kemudian kami berkata: “tidak”, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Kalau begitu saya berpuasa”, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam datang pada hari yang lain kemudian kami katakan: “Wahai Rasulullah sesungguhnya kami dihadiahi haisun (kurma yang dicampur minyak dan susu yang dihaluskan), maka Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Bawalah kemari, sesungguhnya aku tadi berpuasa”, kemudian beliau memakannya (HR. Muslim)

  • Seorang istri tidak boleh berpuasa sunnah sedangkan suaminya bersamanya kecuali dengan seijin suaminya

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Janganlah seorang wanita berpuasa sedangkan suaminya menyaksikannya kecuali dengan seizinnya.” (HR. Bukhari Muslim)

 

*sumber: http://www.syariahonline.com/v2/puasa/-puasa-puasa-sunah dan beberapa sumber lain

 

Posted in Manga, My angle

Rebound amal (Slam dunk)

Melakukan amal itu mirip dengan melakukan sebuah offensive rebound di dalam permainan basket.

Offensive rebound adalah sebuah istilah dalam bola basket, artinya menangkap bola yang gagal dimasukkan ke ring oleh rekan setim pada saat melakukan penyerangan. Sehingga tim tersebut bisa kembali berusaha memasukkan bola.

Dari komik Slamdunk yang saya baca, Anzai sensei pernah memberitahu Hanamichi Sakuragi, tokoh utama manga yang jago rebound, tentang pentingnya sebuah offensive rebound.

Ketika pemain basket berhasil melakukan offensive rebound, ia menciptakan kesempatan pada timnya untuk kembali mencetak angka, di sisi lain ia mencegah lawan mendapatkan angka dari sebuah serangan balik cepat. Maka point tim nya tetap bertambah 2 poin, dan ia mencegah tim lawan menambah angka mereka sebanyak 2 poin. Jadi setelah ditotal, nilai dari offensive reboundnya setara dengan 4 poin.

Jika kita analogikan pada amal…

Ketika seseorang melakukan sebuah amal kebaikan, maka ia “memaksa” dirinya untuk mendapatkan pahala. Maka dengan amalnya tadi ia menutup kesempatan dirinya untuk melakukan keburukan dan menahan dirinya dari mendapatkan dosa.

So? Lets get 4 points!

Posted in My angle, Slow Down!!

Juara

Kawan…

Terlalu berharga, sebuah persaudaraan, kau rusak hanya untuk gengsi di depan orang yang bahkan tidak mengenalmu…

Terlalu indah, kenangan manis di masa depan, kau rusak dengan prasangka-prasangka kepada sahabat seperjuanganmu…

Terlalu sayang, amalmu yang menuju langit, rontok ke bumi karena penyakit hatimu…

 

Bersikaplah seperti Juara, yang tersenyum walaupun tidak memenangkan pertandingan…

Bukan seperti pecundang, yang sombong ketika dia mendapatkan kejayaan…

 

original post : https://yandrimahaldyz.wordpress.com/2010/10/15/yang-akan-kau-kenang-nanti/

sepertinya cukup penting untuk diingat kembali…. 🙂